Mengenal Keju (1)


Tinggal di luar negeri? Pasti pernah mendapatkan komentar, wah sudah jadi bule ya tinggal di LN, makannya roti dan keju. Apakah selalu migran yang tinggal di LN identik makan keju dan roti? Tidak semua tentu, jika tinggal di kawasan Asia, mungkin akan lebih akrab dengan sumpit dan noodle sebagai makanan utama. Untuk wilayah empat musim, penghasil gandum tentu roti jadi pangan pokok pemasok energy, sementara keju tentu jadi salah satu sumber protein, lemak dan kalsium yang penting.

Setiap disebut kata keju, saya—mungkin juga sebagian Anda, akan teringat pada Jerry, si tikus kecil yang selalu dikejar Tom ketika berjuang hidup mendapatkan sepotong keju. Keju merupakan produk olahan susu yang dihasilkan dari proses koagulasi protein susu casein. Tentu saja beragam jenis susu menghasilkan beragam jenis keju, pun juga tergantung pada jenis bakteri yang digunakan dalam proses fermentasi produk olahan susu ini. Tekstur, rasa, dan aroma yang dihasilkan pun akan berbeda-beda. Diantara jenis keju yang terkenal di dunia memang berasal dari negara-negara Eropa, sebut saja Itali, Belanda, Swiss, Prancis, dan sebagainya.

 

Keju Roquefort

Jenis keju ini berasal dari susu domba, dan setelah diolah menjadi keju dapat bertahan kurang lebih 5 bulan. Dalam bongkahan kemasan keju Roquefort ini akan mudah dijumpai titik-titik jamur yang tidak lain adalah koloni jamur Penicillium roquefort, yang mudah dijumpai di daerah asalnya Roquefort, Prancis. Biasanya, keju ini bisa langsung dikonsumsi atau dimakan bersama kacang-kacangan dan madu. Teksurnya yang lembut, rekatannya mudah rapuh, dan memiliki aroma kuat dan manis ini memang menjadi idola untuk dikonsumsi ketika musim gugur ketika udara mulai mendingin. Aroma khas keju Requefort berasal dari kapang yang tercampur secara alami dalam kandungan susu domba. Keju Requefort banyak dijual di pasaran ketika awal musim semi.

Keju Roquefort ditandai dengan koloni jamur Penicillium roquefort
Keju Roquefort ditandai dengan koloni jamur Penicillium roquefort

 

Keju Camembert

Keju yang satu ini adalah hasil olahan susu sapi setelah mengalami proses fermentasi yang ditandai dengan terbentuknya lapisan oleh Penicillium candidum. Jika jamur-jamur kecil Penicillium candidum ini dilihat dibawah mikroskop ajaibnya akan terlihat seperti hamparan kepala bunga dandelion putih yang indah. Keju jenis ini merupakan salah satu keju yang paling popular diproduksi di Prancis, tentu dengan variasi kualitas yang berbeda-beda. Beberapa jenis keju Camembert adalah handmade dan menyertakan nama asal pembuatannya, misalnya jika asal susu sapi berasal dari Normandie maka dinamai Camembert de Normandie dan seterusnya. Selain itu ada juga keju Camembert yang diproduksi masal dalam skala industry dari hasil olahan susu pasteurisasi. Karena masa bertahan keju yang singkat (hanya 3 pekan), masa konsumsi keju ini juga singkat. Teksturnya yang khas, beraroma seperti aroma jamur,keju Camembert biasa dimakan langsung atau dibuat sandwiches, dibakar hingga kering atau dilapisi tepung roti lalu digoreng hingga lunak.

Keju Camembert dengan lapisan putih Penicillium candidum
Keju Camembert dengan lapisan putih Penicillium candidum

Keju Chèvre

Satu lagi jenis keju asal produksi negara tempat berdirinya Menara Eiffel, yaitu keju Chèvre. Chèvre sendiri berasal dari bahasa Prancis yang berarti domba, sehingga jelas-lah keju Chèvre berasal dari fermentasi susu domba. Umumnya, penggunaan nama keju Chèvre seringkali mengacu pada pengertian semua keju yang berasal dari susu domba. Namun ketika masa kolonial Amerika, Chèvre justru mengacu lebih khusus pada keju hasil olahan susu domba segar, langsung diolahmenjadi keju dan dikonsumsi segera setelah dibuat. Tren ini disebabkan karena keju Chèvre segar sangat lembut, asin dengan aroma rasa lemon dan sedikit berasa kapur di mulut setelah dimakan. Kadangkala, keju Chèvre dibumbui dengan rempah, bumbu semacam bawang putih. Keju Chèvre dengan mudah ditemukan potongannya dalam salad, dibakar atau di sajikan bersama sandwiches, dan campuran macaroni keju. Sayangnya, masa penyimpanan dan usia keju ini bervariasi tidak ada standar tertentu.

Keju Chèvre (domba) asli Prancis
Keju Chèvre (domba) asli Prancis

 

Keju Feta

Beranjak lebih ke selatan benua Eropa, di Yunani keju Feta yang merupakan keju olahan susu sapi dan domba ini sering kali dipanggang dengan minyak zaitun, dijadikan campuran untuk salad, dan juga dikonsumsi juga oleh masyarakat Meksiko, tempat asal keju Cotija. Usia keju feta memang hanya bertahan sekitar 3 bulan, namun keju ini benar-benar legendaris karena menjadi salah satu keju di dunia yang dilindungi keaslian dari daerah produksinya. Artinya, keju hanya boleh dilabeli feta jika di produksi di Eropa, daerah Yunani atau Lesbos dan dibuat dari setidaknya 70% susu domba . Asinnya keju terbentuk dari rendaman dadih susu dalam air asin. Tajamnya rasa asam dan kelembaban keju feta bervariasi satu dan lainnya.

Keju Feta asli Yunani
Keju Feta asli Yunani

Keju Cotija

Cotija salah satu keju hasil olahan susu sapi yang daerah asalnya dari Meksiko. Keju ini dapat bertahan setidaknya selama 3 bulan. Keju muda (yang baru diproduksi) memiliki karakteristik tekstur yang lunak dan terasa asin, seiring dengan bertambahnya lama penyimpanan keju, maka tekstur keju akan semakin gurih (nutty), beraroma kuat dan semakin keras dan kasar teksturnya. Keju Cotija biasa dikombinasikan bersama sup, salad, ditabur diatas kacang-kacangan.

Keju Cotija yang beraroma nutty ini asli Meksiko
Keju Cotija yang beraroma nutty ini asli Meksiko

One thought on “Mengenal Keju (1)

Add yours

Leave a Reply Here

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑